Rp 1 Jt dalam bentuk Voucer belanja, bingung mau beli apa. Tahu sendiri gaji perbulan Rp 400.000 jadi belanjapun tidak pernah banyak. Aku bertanya pada keluargaku mau beli apa dengan voucer 1 jt tersebut.
- Nenek minta beli televisi warna. Maklum sudah 4 tahun di rumah kami tidak ada televisi setelah televisi hitam putih satu-satunya rusak dan tidak dapat di perbaiki lagi.
- Adik, pingin punya HP Blackberry
Karena kami memang butuh televisi dan memamng tidak punya televisi jadi aku putuskan untuk membeli televisi. Sekarang bingung mau menukarkan Voucer belanja tersebut dimana ? karena kami tinggal di desa otomatis tidak ada tempat belanja yang di maksudkan dalam voucer tersebut. Mulai sercing di Google tempat belanja yang di maksud dan yang terdekat dengan desa kami. Ada beberapa tempat yaitu di Pasuruan kota, Belimbing - Malang, Alun-alun Malang, dan beberapa di Surabaya.
Walaupun Pasuruan kabupaten kita, tapi tetap saja yang terdekat dan termudah alur kendaraannya adalah di Blimbing-Malang. Mulai telfon ke tempat belanja untuk menanyakan, apakah ada televisi disana?, namun jawabannya hanya kami di minta datang langsung. Tidak yakin jika aku datang akan mendapatkan barang yang aku cari, aku bertanya kepada teman yang rumahnya di Malang. Namun ia juga tidak tahu pasti di sana ada televisi atau tidak tapi yang jelas tempat belanjanya besar. Dengan modal nekad keesokan harinya aku berangkat ke tempat belanja tersebut dengan alur.
- Dari desaku naik Ojek menuju Terminal-Padaan
- Dari terminal Pandaan turun di Terminal Arjosari - Malang
- Dari terminal Arjosari - Malang, naik angkot AG dan turun di pertigaan Belimbing - Malang, sebelum Pasar.
Disitu aku sedikit bingung mau berjalan kemana, karena aku sendiri tidak tahu persis dimana tempat belanja tersebut dan memang tidak tahu arah. Aku melihat ada jembatan penyebrangan di depan masjid pertigaan Belimbing - Malang. Aku naik ke jembatan penyeberangan untuk melihat-lihat, ternyata aku melihat tulisan besar nama tempat belanja tersebut di samping jalan. Dengan semangat aku masuk dan mengaktifkan voucer belanja tersebut. Tapi aku sedang tidak beruntung, setelah berkeliling aku tidak mendapatkan televisi di jual di sana. Akupun bertanya pada pegawai di sana dan memang tidak ada. Semangatku mulai memudar, tapi aku harus dapat TV itu. Di tempat kasir aku bertanya tempat belanja yang sama di Malang ada di mana saja? sang kasir menunjukkan di Alun-Alun Malang ada, tapi tidak tahu apa di sana ada televisi atau tidak.
Aku menghubungi saudaraku di rumah, betanya apa perjalananku di lanjutkan atau tidak ke Alun-alun Malang, sedangkan tidak pasti juga. Namun saudaraku berkata " sudah ada di Malang, di lanjutkan saja ". Akhirnya aku naik angkot lagi menuju Alun-Alun Malang. Aku bilang pada pak Supir turun di depan tempat belanja yang aku cari. Memang dasar lagi tidak beruntung, aku di turunkan di seberang jalan Alun-alun, pak sopir tidak tahu tempat belanja yang aku maksud. Akupun berjalan mengikuti jalan, dasar pak supir angkot. ternyata dari aku di turunkan masih sekitar 1km menuju tempat belanja tersebut. Capek, tapi yah sudahlah, nanggung juga.
Aku masuk ke tempat belanja dan berkeliling, tapi masih juga tidak ada. Rasa haus dan lapar menggelayuti dan akupun mengambil sebotol air mineral di tempat belanja tersebut. Di depan tempat belanja tersebut ada periksa mata gratis. Merasa capek berjalan terus, apa salahnya aku mencoba sambil numpang duduk. Karena saking hausnya kepalaku sedikit pusing dan penglihatan mata sebelah kiri sedikit kabur. Aku mulai di beri beberapa pertanyaan sambil melihat deretan angka didepan dengan mata di tutup sebelah bergantian. Alhasil mataku yang kanan normal dan yang kiri minus 2. heheh sebenarnya mataku normal semua, tapi karena memang terlalu capek dan kehausan jadi agak pusing dan berkunang. Orang tersebut menyarankan untuk membeli kacamata yang kanan kaca biasa dan yang kiri minus 2 dan aku menjawab lain kali saja. Sambil menikmati duduk, aku minum air mineral yang aku beli tadi.
Hausku sudah mulai berkurang namun aku masih bingung pulang dengan tangan hampa atau belanjakan saja voucer itu dengan barang lain. Sambil berfikir aku berjalan masuk ke Alun-alun Malang. Duduk melihat anak-anak kecil memberi makan burung di sekitar air mancur sambil melanjutkan minum air mineral yang aku bawa. Teringat saat kopdar ulang tahun komunitas Blogger Malang di ajak mengenal sejarah kota Malang salah satunya adalah ke sini. Di depan Alun-alun Malang ini ada Masjid yang bersebelahan dengan Gereja. Aku melihat jam di HP yang aku bawa, ternyata sudah jam 13.00. Itu artinya sudah selesai adzan Duhur dan masih ada waktu untuk Sholat Duhur. Ingin sholat duhur di Masjid itu tapi aku tidak membawa mukna, aku berjalan dan duduk kembali di alun-alun sambil terus memandang Masjid itu dan aku memperhatikan setiap orang yang keluar masuk Masjid. Sebagian ibu-ibu itu memasukkan muknanya sebuah jendela sebelah kanan dari aku duduk sekarang. Akupun menuju Masjid dan ternyata memang di sana di sediakan Muknah dan untuk harga sewa gratis dan boleh juga memasukkan infak ke kotak. Akupun di persilahkan menuju tempat mengambil wudlu yang terdapat di samping rungan tersebut, melewati genangan air setinggi bawah lutut dan melewati sebuah lorong yang di dalamnya ada genangan air juga bertuliskan "SUCI". Disana juga ada yang jaga, ibu-ibu tua duduk di sebuah meja yang bertugas memberi arahan bagi yang baru pertama kali datang. Meja tersebut juga memiliki lubang untuk siapapun yang mau berinfaq.
Setelah sholat aku duduk-duduk di luar dan keluar Masjid setelah capekku sudah memudar. Lapar perutku sudah tidak tertahan, aku menuju alun-alun dan membeli bakso pada pedagang bakso keliling agar lebih murah. Namanya juga murah cuma Rp 3.000 yah gitu deh rasanya.. yang penting kenyang. Selesai makan aku bertanya pada pak tukang bakso, di sekitar alun-alun ada warnet atau tidak. Pak tukang bakso malah balik tanya, warnet itu apa dek?? Itu loh pak, tempat orang untuk internetan. Oh, tempat anak kecil main game online yah dek jawab sang pak tukang bakso. Iya pak, jawabku. Adek jalan lurus saja ke arah sana, di sebelah kiri ada Plasa Telkom dan warnetnya ada di samping plasa telkom tersebut dek, pak tukang bakso memberi tahu sambil menunjuk ke arah kiri. Aku berjalan sesuai arahan pak tukang bakso, ternyata warnet tersebut berada tepat di samping plasa Telkom dan masuk sedikit kedalam dengan nama Warnet Kajoetangan.net. Maklumlah seorang guru kelas 1 SD yang belum menjadi PNS dan semoga tahun 2013 - 2014 di angkat menjadi PNS ( Aamin ) ini tidak memiliki HP canggih yang bisa di gunakan untuk searcing atau internetan, Jadi kalau mau browsing, buka FB, ngeblog atau aktifitas yang berhubungan dengan internet harus ke Warnet.
Aku tidak berputus asa untuk mendapatkan televisi tersebut. Aku mulai searcing lagi tempat belanja yang aku maksud di Surabaya melalui Internet. Aku menemukan tempat belanja tersebut antara lain :
- Kalimas Jl. Raya Ngagel 137 – 141, Surabaya Timur
- ITC Surabaya Jl.Gembong No 20 – 30, Surabaya Utara
- Rungkut Jl Raya Kalirungkut No : 23-25, Surabaya Timur
- GoCi Surabaya Jl. H. Abdul Wahab Siamin No. 2-8, Surabaya
- BG Junction Surabaya
- A. Yani Surabaya Jl. Raya A. Yani No. 260, Surabaya Selatan
- Dukuh Kupang Jl. Dukuh Kupang No. 126, Surabaya Barat
Aku mulai sms saudara yang tinggal di Surabaya untuk menuntun jalanku menuju tempat belanja yang paling mudah di jangkau dengan angkot Malam secara saat itu sudah jam 16.30an. Saudaraku tersebut menyebutkan tempat belanja paling mudah di capai dari Terminal Bungur Surabaya adalah di Jalan Ahmad Yani dan akupun setuju. Aku bergegas keluar warnet dan mencari angkot untuk ke terminal Arjosari. Dari terminal Arjosari aku naik Bus Ekonomi jurusan Surabaya, walaupun waktu mepet tapi tetap harus hemat. Nekad ke Surabaya walaupun tidak pasti dapat televisi, jika tidak ada maka aku akan belanjakan semua dengan barang lain karena tidak bisa di tukarkan dengan uang tunai. Akhirnya sampai di terminal Bungur Surabaya. Saat naik bus aku bertemu danak yang lucu dan duduk satu bangku, dia di tengah perjalanan sedikit rewel, mungkin karena bosan atau kecapekan, di foto biar agak diem.. #Dedeknarsis
Sesuai dengan petunjuk saudaraku aku berjalan menuju tempat angkot berhenti. Sepanjang aku berjalan di terminal bungur aku di ikuti oleh supir taksi yang menawariku kerja sebagai PRT sambil sedikit memaksa ia berkata sekarang juga langsung kerja. Dalam benakkupun berfikir, giala kerja apa PRT jam 18.30 langsung kerja. Sedikit takut, tapi tetap tenang aku menjawab, maaf pak saya tidak cari kerja, saya cuma mau kerumah kakak saya, jelasku. Namun supir taksi tersebut masih ngotot dan berkata " Mau apa ke rumah kakakmu kalau tidak cari kerja, mendingan ikut aku saja, aku lagi cari PRT di suru majikanku". "Mohon maaf pak, saya tidak sedang cari kerja, tapi saya cuma berkunjung kesana, tolong jangan ikuti saya lagi" aku berkata padanya.
Terlepas dari supir taksi tersebut aku mencari angkot yang di maksud kakak keponakanku tersebut menuju Carrefour Jl Ahmad Yani. Busyet.. angkot yang aku dapatkan kumpulan anak muda dengan satu sopir yang masih belia dan 3 kernek yang masih ABG juga. Gila nie kernek dan sopir udah penuh masih aja menerima penumpang. Alhasil kerneknya satu duduk di jendela pintu mobil dan yang dua berdiri sambil condong ke kursi depan sambil tindih-tindihan. Busyet dah untung nie mobil gak mogok atau pintunya lepas. Atau nie mobil langsung berhenti dan pisah bagian satu dengan yang lain, protes sama kita semua kalau kelebihan penumpang #berat. Setelah beberapa saat penumpang mulai turun satu persatu. Tinggal aku sendirian dan berhentilah mobil itu di sebuah tempat dan salah satu kernek berkata " mbak sudah sampai itu tempat belanjanya, sambil menunjuk keseberang jalan".
tratantam,,.. akhirnya sampai di tempat belanja super market Carevour jam 20.00 WIB. gila banget aku nyari ini tempat belanjaan dari rumah jam 6.30 sampai jam segini baru dapat.tempatnya. Setahuku jika kita hendak masuk tempat belanja di samping pintu masuk ada tempat penitipan tas, tapi kok tidak ada. Akupun langsung masuk dan bertanya tempat televisi dan ditunjukan di sebelah kiri. Aku berjalan kesebelah kiri dan trantamtam.. berjajar banyak televisi dengan berbagai merek dan ukuran. Ada sebuah televisi dengan ukuran besar dan harganya Rp 900rban sayangnya televisi tabung. Sebenarnya ingin beli yang itu karena besar dan murah, sisa uang dalam voucer bisa di tukarkan dengan makanan atau yang lain tapi bagaimana membawanya dari Surabaya menuju Prigen dengan naik angkot dan Bus. Pandanganku tertuju pada sebuah televisi flet kecil yang berada di pojok, harganya Rp 1,099rb. Aku masih harus nambah Rp 100.000 untuk mendapatkan televisi flet agar mudah membawanya. Lama aku berfikir, sms kakakkupun tidak kunjung di balas. waktu telah menunjukkan pukul 20.30 Wib. Aku harus cepat memutuskan, jika aku masih mau pulang.
Aku putuskan untuk membeli televisi flet tersebut agar mudah di bawa pulang dengan naik angkot dan bus. Setelah mendapatkan televisi aku di suru minta kartu garansi ke pak satpam dan stempel. Terkejut, kwitansi pembelian televisi tersebut bertuliskan Carefour Ngagel, ternyata aku berada di Carefour Ngagel. Panik tidak kepalang aku sms kakak ponakan bertanya naik apa dari ngagel menuju terminal Bungur, namun kakak ponakanku bilang "tidak tahu, kamu kok bisa sampai ada di Ngagel, katanya mau ke Jl Ahmad Yani ?". Aku bingung dan bilang tidak tahu, aku tadi bilang ke kernek angkot turun di Carrefour Jl. Ahmad Yani. Kakak ponakankupun menyuruhku menunggu angkot di jalan tempat aku turun tadi, kali aja ada karena jalanan emang benar-benar sepi, tempat belanjanyapun mulai sepi. Akhirnya aku melihat sebuah angkot yang kemudian berhenti di depanku, akupun menyampaikan kepada pak Sopir mau ke terminal bungur. Pak supir marah-marah dan berkata, kalau mau ke terminal Bungur jangan nyari angkot di sini, tapi di seberang sana.
Aku yang kecapean dan bingung menyeberang kembali ke depan tempat belanja dan menunggu angkot. Jam 21.00an ada sebuah angkot melintas dan aku sampaikan mau ke terminal Bungur, dan pak sopir mempersilahkan naik. Baru berjalan sebentar sudah berhenti lagi dan aku di minta untuk pindah angkot karena pak sopir mau pulang. Semakin panik setelah melihat kondisi terminal sepi sekali dan kecil. Dalam terminal tidak satupun orang dan aku berjalan menuju bangunan terminal dan melihat beberapa orang berdiri di samping pagar terminal. Mereka adala tukang ojek, dan kata mereka ini adalah Terminal Bus Tambak (Osowilangun). Terminal ini hanya melayani angkutan jarak dekat tapi jam 21.00 sudah tidak beroperasi. Semakin kebingungan dan bingung mau bagaimana, tidak seorangpun yang bisa menolongku. Pak ojek menawari untuk naik ojek, tapi mengingat uangku sudah sangat menipis aku menolaknya dan berkata, saya mau naik angkot saja pak. Menunggu lama tidak ada angkot, sekitar pukul 21.30 datang sebuah angkot tanpa penumpang dan aku bergegas menghampirinya dan bertanya " Pak mau ke terminal Bungur ? ". Iya silahkan, pak supir menjawab. Legah rasanya, aku kemudian naik angkot tersebut. Namun pak supir masih menunggu lama penumpang lainnya, karena ini adalah angkot terakhir yang beroperasi disini menuju terminal bungurasih ( terminal Purbaya ).
Hampir pukul 22.00 akhirnya angkot ini berjalan dengan membawa beberapa penumpang yang kebanyakan membawa barang bawaan banyak dan tidak tahu daerah Surabaya. Angkot berhenti dan pak supir berkata ini tempat terakhir dan silahkan turun. Kami semua turun dan bingung masih berdiri di samping angkot itu. Ternyata di sini aku tidak sendiri kebingungan mau pulang. Setelah penumpang semua turun pak supir menyampaikan " silahkan naik jembatan penyeberangan itu untuk masuk terminal Purbaya. Ternyata Terminal Purbaya berada di seberang kita berdiri, itupun bukan tempat berhenti bus tapi pintu keluar dan aku harus berjalan masuk kedalam sambil terus memegang dengan erat televisi Flet itu untuk mencari Bus Ekonomi menuju Malang, lagi-lagi bus ekonomi, bagaimana tidak uangku tinggal Rp 20.000 itupun recehan semua, setelah berkeliling Malang dan Surabaya seharian ini. . Aku sangat legah bisa duduk naik Bus Ekonomi walaupun sambil memangku televisi dan menahan rasa kantuk.
Akupun sms kakak di rumah untuk menjemputku di Pandaan karena uangku sudah habis dan tidak punya untuk naik ojek, apalagi Busnya tidak melewati tengah kota Pandaan melainkan melewati jalan pintas ( By Pass ). Namun sampai aku diturunkan di depan pom bensin Kasri kakak tidak kunjung datang ataupun balas SMS. Aku telfon kakak untuk jemput aku dan ternyata bapak yang mau berangkat jemput, menunjukkan pukul 23.30. Sesampainya di rumah kakak membuatkanku mie instan karena nasinya sudah habis, sedangkan aku sudah lemah kehausan dan kelaparan.
Itulah cerita paling Nekad yang pernah aku lakukan dan paling berbahaya bagi seorang perempuan sepertiku. Jangan di tiru, karena kejahatan mengincar kita dimanapun kita berada apalagi dimalam hari yang sunyi. Perjalanan yang melelahkan dan menguras tenaga, uang, waktu demi menukarkan Voucer belanja 1jt. Semoga pada lomba nekad Traveler dari Telkomsel ini aku bisa menang iPhone 5, SAMSUNG GALAXI S4 atau SAMSUNG GALAXI Camera. Biar tidak susah banget untuk menukarkannya. Barangnya bisa di pakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk melihat aksi nekad lainnya cek disini telkomsel.com/nekadtraveler dan http://internet.telkomsel.com/nekadtraveler/terms/telkomsel.com/nekadtraveler , Jangan lupa juga tonton vidio berikut ini :
Nekad terkadang perlu untuk menambah #pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar