Kamis, 13 September 2012

Kebakaran hutan di kawasan pegunungan kidul Pasuruan

foto kebakaran hutan tanggal 13 September 2012 pagi. Di ambil dari dusun Wilo, kecamatan Prigen

Di daerah Pasuruan sebelah kidul tepatnya di daerah kecamatan Prigen berjajar pengunungan yaitu gunung Arjuno, Welirang. Kemarin saya sedang ke sawah mendapat giliran mengairi sawah. Dari sawah saya melihat kepulan asap tebal di gunung, terlihat jelas dari gunung ujung wetan sampai gunung ujung kulon. Saat itu saya sedang bersama dengan warga lain yang giliran mengairi sawah setelah saya. Saya bertutur, loh gunung kidul hutannya kebakar, lihat saja kepulan asapnya. orang tersebut menjawab, Kawasan hutan gunung kidul sudah terbakar sejak 5 hari yang lalu. Saya terkejut dan berkata, saya selama ini tidak pernah mendengar suara mobil helikopter melintas di atas rumah, seingat saya setiap ada kebakaran hutan sejak bertahun-tahun yang lalu, ada helikopter yang mondar-mandir di desa kawasan terdekat hutan untuk memadamkan api. Sekarang kalau memang sudah 5 hari berjalan, apa tidak ada upaya pemadaman dari pemerintah?. Beliau menjawab, yah tidak tahu, kan kita mau memadamkan jauh sekali, berjarak beberapa kilo dari desa, apalagi terlihat kobaran api dari ujung sebelah wetan sampai kulon, pastinya berhektar-hektar, cuma kelihatan dari sini sedikit.

Kawasan hutan gunung kidul dulu merupakan gunung yang sangat subur, penuh dengan pepohonan. Namun sekarang gunung kita ini sudah gundul, di siang hari terlihat putih tanah kering. Untuk hutan yang masih lebat dari desaku terlihat biru dan sejuk. Teringat oleh cerita nenekku, bahwa gunung welirang dan Arjuno merupakan gunung yang sangat kaya raya. Bagi para lelaki bisa bekerja mikul belerang. Perempuan bisa bekerja ambil rebung, daun pisang, tewel ataupun lainnya yang bisa dijual di pasar. Dahulu warga sekitar kawasan hutan hidup dengan makmur karena mereka hidup dari hasil hutan bukanlah menebang hutan. Setelah perkembangan jaman dan pengelolaan penambangan belerang yang telah berubah, sekarang hutan di jalan menuju penambangan belerang di tebangi untuk bisa di lewati mobil pengangkut belerang. Dan sekitar beberapa tahun yang lalu setelah lengsernya Bpk H. Habibie menjadi presiden, banyak mobil besar melintas di tengah desa kami dengan muatan kayu gelondongan. Kecurigaan warga itu adalah kayu selundupan atau kayu yang di ambil dari hutan tanpa ijin. Jika kayu-kayu itu tidak ilegal tidak mungkin lewat di desa kami, dari arah tretes bisa lewat jalan besar lurus menuju kota dengan melewati kantor polisi Prigen dan Pandaan.

Hutan sudah gundul, banyak tanah di miliki oleh warga asing. Di luar sana berdengung "noto kuto mbangun deso", apa yang mau di bangun??. Jika membengun desa dengan melakukan penanaman kembali Hutan gundul dan membantu para petani agar lebih sejahtera aku sangat setuju. Tapi jika membangun desa dengan menggiring peduduk perkotaan kedesa, membangun gedung-gedung besar, pertokoan, dan hotel, maka beberapa tahun kedepan tidak ada lagi namanya pedesaan dan kawasan perkotaan. Semuanya sama dan semuanya panas, bising dan polusi.

2 komentar:

  1. pengelolaan hutan dan tambanghanya banyak menuntungkan sebagian orang, rakyat hanya menerima musibahnya..
    salam dari www.tagayanhijau.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget...
      tapi seharusnya hutan dan tambang kita tidak di kelola swasta namun di kelola pemerintah sendiri.. klo swasta pastinya harus untung.. yg penting mereka untung, yg lain buntungpun..mana peduli

      Hapus