Rabu, 17 Oktober 2012

Kekeringan melanda pertanian Pasuruan

Musim kemarau kali ini merupakan musim kemarau yang cukup panjang. Setiap musim kemarau banyak yang menanam jagung agar tidak terlalu banyak membutuhkan air. Contohnya saja sawah Ganjaran, bertahun-tahun di terapkan untuk menanam jagung setiap musim kemarau tiba. Namun dua tahun kemaren musim kemarau datang namun masih sering ada siraman sehingga sumber-sumber tidak kering. Setelah dua tahun berturut-turut musim kemarau masih banyak sumber yang mengalir sehingga banyak pula petani yang memutuskan untuk menanam padi walaupun musim kemarau.

Musim kemarau kali ini merupakan musiba kekeringan terparah sepanjang tahun. Di desa kami belum pernah mengalami kekeringan hingga gagal panen karena lokasi desa yang tepat di bawah gunung.  Tidak di pungkiri sekarang semakin banyak pengeboran air baik oleh perusahaan rumahan maupun perorangan. Contoh saja perusahaan air mineral rumahan milik Bpk as'ad yang mengaku bermitra dengan pengusaha Surabaya. Pengoboran minyak di desa duren Sewu merupakan milik bersama warga Duren Sewu, ini merupakan tempat pengisian mobil tengki yang akan di bawa ke berbagai daerah seperti Bojonegoro dan Bali. Pengisian tengki milik perorangan seperti milik bapak samoken ini salurannya langsung dari sumber di pegunungan kidul.

Dengan banyaknya penjualan air ke berbagai daerah di tambah lagi dengan semakin gundulnya hutan dan semakin banyaknya kebakaran hutan membuat pasokan air ke daerah perswahan terus berkurang.Jika di data lahan persawahan sudah cukup berkurang namun debit air berkurang drastis. Katakan saja di The Taman Dayu yang oleh Bk Soeharto di bangun sebuah taman luas untuk menjaga keseimbangan daerah agar sejuk sebagai tempat wisata, setelah di kuasai oleh pihak swasta, Taman tersebut berubah menjadi ruko dan pertokoan.Belum lagi lahan persawahan yang di bangun perumahan-perumahan elit, Hotel juga restoran.

Beberapa tahun kedepan mungkin akan semakin sedikit lahan pertanian di Pasuruan, karena orang serta pemerinta berfikir jika di bangun perusahaan akan lebih banyak menyerap tenaga kerja dan banyak keuntungan pajak. Tapi mereka tidak berfikir panjang, mereka hanya memikirkan keuntungan sekarang tanpa memikirkan beberapa tahun kedepan. Sekarang saja Indonesia harus mendatangkan Kedelai dari Amerika, untuk tahun-tahun kedepan jika di Indonesia telah tidak ada sawah, mungkin Indonesia makan saja tergantung dengan Negara lain. 

Bagaimana tidak, petani tak sanggup lagi mempertahankannya. Pembangunan Pabrik, ruko, pertokoan, hotel, restopran dan lainnya secara tidak langsung memberikan pencemaran. Secara tidak langsung kurangnya penghijauan akan merusak Ozon, jika Ozon telah tipis maka suhu udara akan semakin panas. Kita bisa berteduh, memakai AC dan lainnya tapi bagaimana dengan tanaman petani. Apakah tanaman juga perlu di berikan AC agar bisa bertahan hidup? Sebuah ide yang konyol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar